INFO Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran: Program Utama Pemprov Jabar dan PT KAI untuk Dorong Pariwisata dan Ekonomi

Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran: Program Utama Pemprov Jabar dan PT KAI untuk Dorong Pariwisata dan Ekonomi

Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran: Program Utama Pemprov Jabar dan PT KAI untuk Dorong Pariwisata dan Ekonomi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) bersama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menjadikan reaktivasi jalur kereta api Banjar-Cijulang-Pangandaran sebagai program prioritas untuk meningkatkan konektivitas, mendukung pariwisata, dan mempercepat distribusi ekonomi di wilayah Jawa Barat bagian selatan. Proyek ini, yang kini memasuki tahap penganggaran melalui APBD Perubahan 2025, diharapkan rampung pada akhir tahun 2025, membawa nostalgia sekaligus harapan baru bagi masyarakat Pangandaran dan sekitarnya.
Latar Belakang Reaktivasi
Jalur kereta api Banjar-Cijulang sepanjang 82 kilometer pernah menjadi urat nadi transportasi di era kolonial hingga pertengahan abad ke-20, menghubungkan Banjar dengan destinasi wisata ikonik Pangandaran. Namun, jalur ini dinonaktifkan sejak akhir 1980-an karena dianggap tidak ekonomis. Kini, dengan semakin meningkatnya potensi pariwisata Pangandaran—yang mencatatkan sekitar 500 penumpang kereta per hari atau 16.000 per bulan—Pemprov Jabar dan PT KAI melihat peluang besar untuk menghidupkan kembali jalur ini.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa reaktivasi jalur Bandung-Pangandaran, yang saat ini baru aktif hingga Banjar, adalah prioritas utama. “Kereta api itu pengangkutan massal, mudah memobilisasi orang,” ujar Dedi dalam Rapat Koordinasi Perkeretaapian di Gedung Pakuan, Bandung, 15 April 2025. Ia menambahkan bahwa jalur ini tidak hanya akan mempermudah akses wisata, tetapi juga mendukung distribusi hasil laut dari Pangandaran ke berbagai daerah di Jawa Barat.
Manfaat Strategis
Reaktivasi jalur Banjar-Cijulang-Pangandaran memiliki sejumlah manfaat strategis, antara lain:
  1. Mendongkrak Pariwisata
    Pangandaran, dengan pantai indah seperti Pantai Pangandaran dan Batu Hiu, menjadi destinasi utama wisatawan domestik dan internasional. Kereta api diharapkan mengurangi kemacetan di jalur darat, memberikan alternatif transportasi yang nyaman dan hemat bagi wisatawan dari Bandung, Jakarta, dan sekitarnya.
  2. Peningkatan Ekonomi Lokal
    Jalur ini akan memperlancar distribusi produk pertanian dan hasil laut, seperti ikan dan komoditas perikanan lainnya, dari Pangandaran ke pasar yang lebih luas. Hal ini diharapkan meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
  3. Reduksi Kemacetan
    Dengan kereta sebagai moda transportasi massal, beban jalan raya yang sering macet, terutama saat musim libur, dapat berkurang signifikan.
  4. Nostalgia dan Nilai Sejarah
    Jalur ini memiliki kenangan bersejarah, seperti Terowongan Hendrik dan Jembatan Cikacepit, yang pernah menjadi daya tarik bagi penumpang di masa lalu. Reaktivasi jalur ini akan menghidupkan kembali pengalaman perjalanan kereta dengan panorama pegunungan, laut, dan infrastruktur ikonik.
Progres dan Tantangan
Proyek reaktivasi jalur Banjar-Cijulang telah memasuki tahap penganggaran melalui APBD Perubahan 2025, dengan Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, menyatakan bahwa fisik jalur sudah siap untuk diaktifkan. Pembebasan lahan juga disebutkan hampir selesai, khususnya di segmen Banjar-Pangandaran.
Namun, proyek ini tidak luput dari tantangan. Sejumlah warga yang tinggal di atas lahan jalur kereta api mengungkapkan keresahan terkait dampak proyek dan kompensasi. Mereka meminta sosialisasi yang lebih jelas dari Pemprov Jabar dan DPRD Kabupaten Pangandaran untuk memastikan kepastian rencana dan pelaksanaan proyek. Pemprov Jabar berjanji akan menangani isu ini dengan melibatkan semua pihak terkait untuk mencari solusi yang adil.
Kolaborasi dan Dukungan
Reaktivasi jalur ini merupakan bagian dari rencana besar Pemprov Jabar untuk menghidupkan kembali lima jalur kereta api nonaktif di wilayahnya, termasuk Bandung-Ciwidey, Garut-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, dan Cipatat-Padalarang. Proyek ini melibatkan kerja sama erat dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT KAI, dengan total kebutuhan dana untuk seluruh proyek reaktivasi di Jawa Barat diperkirakan mencapai Rp15 triliun.
Manager Humas Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menyambut positif rencana ini, menilai bahwa reaktivasi jalur akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dan menjadikan Pangandaran sebagai destinasi wisata yang lebih mudah dijangkau. “Dengan pemandangan alam yang indah, jalur ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisata ke depannya,” ujarnya.
Harapan ke Depan
Dengan target penyelesaian pada 2025, reaktivasi jalur kereta Banjar-Cijulang-Pangandaran diharapkan menjadi tonggak baru dalam pengembangan infrastruktur transportasi Jawa Barat. Proyek ini tidak hanya menghidupkan kembali jalur bersejarah, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan pariwisata yang lebih besar bagi masyarakat Pangandaran dan sekitarnya.
Pemprov Jabar dan PT KAI terus berupaya menjalin komunikasi dengan masyarakat untuk memastikan proyek ini berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal. Bagi wisatawan, kehadiran kereta api ke Pangandaran akan menjadi kabar gembira, menjanjikan perjalanan yang lebih nyaman, bebas macet, dan penuh dengan pemandangan alam yang memukau.

Penutup
Reaktivasi jalur kereta Banjar-Pangandaran adalah bukti komitmen Pemprov Jabar dan PT KAI untuk memajukan sektor transportasi dan pariwisata. Dengan perencanaan yang matang dan dukungan semua pihak, jalur ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana transportasi, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi dan kebanggaan masyarakat Jawa Barat.

0 Comments: