Tidak
tanggung-tanggung pemerintah menaikan tarif listrik sebesar 400%, kenaikan
tersebut dibagi dalam empat kali yang ditambahkan pada rekening listrik tiap
bulannya. Pemberlakukan Tarif “Roket” tersebut tentu dibumbui dengan
berbagi dalih agar masyarakat mau menerima meski antar setuju dan tidak setuju.
Dalih tersebut dikaitkan dengan anggaran yang membengkak-lah, dengan alasan
subsidi listrik-lah. Selain dalih subsidi pemerintah juga sesumbar bahwa anggaran
subsidi akan dialokasikan untuk membangun sekolah, jalan, tol laut dan berbagi
nawacita manis lainnya.
Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang semula pada
bulan Januari 2017 sekitar Rp. 60.000, akan secara otomatis naik menjadi Rp.
120.000 di bulan Februari 2017. Dan pada bulan Maret akan menjadi Rp. 180.000.
TDL tersebut akan tetap setelah empat kali kenaikan yaitu pada Mei 2017 yaitu
sekitar Rp. 240.000. “Kan pemakaiannya sama, kok bisa naik?” itulah perkataan
yang dikeluhkan oleh pelanggan litrik 2 paket.
Tentu
saja kenaikan TDL bagi warga dengan besaran seperti diberlakukan pemerintah
sangat mencekik. Jika penghasilan rata-rata honorer di Kabupaten Pangandaran
sekitar Rp. 400.000 per bulan bahkan banyak yang kurang dari itu, maka habislah
setengah dari honor tersebut untuk membayar listrik. Padahal janji tunjangan
bagi honorer di Kabupaten Pangandaran masih isapan jempol belaka. Belum
lagi penghasilan petani, nelayan, pedagang kecil dan sebagainya.
Listrik
sebagaimana dimanahkan dalam undang-undang, merupakan hajat hidup orang banyak.
Yang pengelolaan harus dikelola oleh pemerintah dan diberikan kepada rakyat secara Cuma-Cuma, itu
standarnya , jika UUD mau diamalkan oleh pemerintah. Jika belum bisa, tidak
perlu gratis tapi terjangkau. Tengoklah di negara yang begitu memperhatikan
listrik warganya, TDL listrik di negara tersebut sangat terjangkau. Saya tidak
tahu negara apa yang TDL nya sangat murah. Pasti para pakar di PLN dan stake
holder sudah mengetahuinya.
Masyarakat
Pasti Akan Bergerak
Masyarakat
pasti akan bergerak itu yang ada dibenak mereka, jika media memberikan gambaran
yang begitu baik dan positive tentang rezim yang sekarang. Tapi kenyataan di grass
root berbanding terbalik. Masyarakat kecil mulai mengecam, meski masih
sebatas dalam gejolak hati. Apa gerakan yang akan dilakukan oleh masyarakat
kecil. “Perubahan” mereka ingin perubahan ke arah yang lebih baik. Gerakan
tersebut akan datang dari daerah yang sama sekali tidak diduga oleh siapapun,
mereka akan menyadarkan pemerintah yang ada, bahkan lebih jauh lagi akan
merubah kebijakan yang sungguh dzalim kepada rakyat.
(sawin
mediawan)
0 Comments: