Tradisi Menyulut Petasan
Mendengar bunyi petasan saat bulan puasa tiba seakan sudah menjadi tradisi yang tak terpisahkan. Sejak dulu selalu ada bunyi-bunyian khas serupa dengan petasan, hadir untuk mengisi waktu luang di bulan puasa.
Petasan atau yang lebih dikenal dengan mercon mengeluarkan bunyi yang keras menggelegar. Bagi anak-anak atau orang muda, mungkin suara tersebut seru dan menyenangkan. Namun berbeda halnya dengan mereka yang sudah sepuh, mendengar suara petasan yang menggelegar, rasa-rasanya jantung mau copot.
Belum lagi jika petasan tersebut terbuat dari bungkusan kertas atau koran bekas, tentu akan mengotori lingkungan. Liat saja saat mercon meledak, "dhuarrrr" kertas atau koran tersebut berhamburan. Sehingga sering kali terlihat ceceran bekas ledakan mercon di jalan-jalan lingkungan, lapangan, bahkan di depan rumah ibadah.
Bukan hanya mercon atau petasan, jenis suara ledakan juga bisa terbuat dari lodong, karbit dan lainnya. Meski tak begitu mencemari lingkungan akibat ledakannya tetap saja sama mengeluarkan bunyi-bunyian yang menggangu bagi sebagian orang.
Sedikit Saran
Memang tak dapat dipungkiri, menyulut petasan atau sejenisnya bagi sebagaian orang adalah hal yang seru. Tradisi untuk mengisi waktu luang agar tidak jenuh. Hanya saja jangan sampai menggangu orang lain terutama orang tua dan bayi. Mungkin bisa ditempat yang telah ditentukan dan jauh dari rumah penduduk tentu dengan volume ledakan yang tidak terlalu besar misalnya.
Harus dihindari menyulut mercon atau petasan didekat rumah penduduk, selain menggangu pendengaran juga agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena tidak sedikit berita tentang bangunan atau rumah warga yang rusak akibat ledakan petasan ini.
Sebut saja kejadian di Bangkalan, Madura beberapa waktu lalu. Alih-alih melenyapkan barang bukti mercon dari produsen mercon, dengan memabakarnya di lapangan dekat rumah penduduk. Malah ledakan mercon tersebut menimbulkan kerusakan puluhan rumah warga disekitarnya.
Mengapa Petasan Dilarang?
Maka dari itu, beberapa pihak terkait di Desa Babakan Pangandaran Jawa Barat. Melakukan sosialisasi pelarangan menyulut, membakar petasan dan sejenisnya. Hal tersebut dilakukan demi keamanan, dan kenyamanan dan ketertiban di Bulan Ramadhan.
Hal tersebut terlihat dari adanya spanduk yang terpasang di beberapa sudut jalan di Desa Babakan Pangandaran tentang pelarangan menyulut petasan dan sejenisnya.
0 Comments: